1201747
MATEMATIKA A 2012
1.
Perkembangan Fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan
sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk
pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik
ini Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek, yaitu:
- Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi
- Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
- Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis;
- Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Awal
dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis (Allport,
1957). Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi,
struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas
kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body-image,
self-concept,, self-esteem dan rasa harga dirinya.
Pada masa remaja perkembangan fisik
yang paling menonjol terdapat pada perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ
seksual. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja ditandai dengan
pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual
primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun tanda-tanda seksual
sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, dan mimpi basah, dan lainnya),
timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa pubertas).
1.1. Karakteristik Perkembangan Fisik
Karakteristik
perkembangan fisik masa remaja:
1. Perkembangan anatomis; adanya
perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan,
proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara
keseluruhan.
2. Perkembangan fisiologis; ditandai
dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari
sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan
pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Laju perkembangan
berjalan secara berirama, pada masa bayi dan kanak-kanak perubahan fisik sangat
pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat
mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung
masa remaja akhir bagi pria, laju perkembangan menurun sangat lambat bahkan
menjadi mapan.
1.2. Faktor yang memengaruhi perkembangan
fisik
Faktor
yang memengaruhi perkembangan fisik (motor skills) peserta didik, yaitu:
1. Keluarga
Meliputi
faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
2.
Gizi
Remaja
yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit
lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang
mendapatkan asupan gizi.
3.
Gangguan Emosional
Remaja
yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya
steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya
pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar pituitari.
4.
Jenis Kelamin
Remaja
laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada remaja perempuan.
5.
Satatus Sosial Ekonomi
Remaja
yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih
kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial-ekonominya
tinggi.
6.
Kesehatan
Remaja
yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada
anak yang sering sakit.
7.
Pengaruh Bentuk Tubuh
Bangun/
bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau endomorf, akan mempengaruhi besar
kecilnya tubuh anak.
8.
Pertumbuhan dan
perkembangan sistem syaraf (nervous system)
Pertumbuhan
syaraf dan perkembangan kemampuannya membuat intelegensi (kecerdasan) anak
meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik
perkembangan kemampuan sistem sistem syaraf seorang anak, akan semakin baik dan
beraneka ragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya. Namun uniknya,
berbeda dengan organ tubuh lainnya, organ sistem syaraf apabila rusak tak dapat
diganti atau tumbuh lagi.
9.
Pertumbuhan otot-otot
Peningkatan
tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan peningkatan
aneka ragam kemampuan dan kekuatan jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat
jelas pada anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya
keterlibatan anak tersebut dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam
membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya dari
masa ke masa. Perlu dicatat bahwa dalam pengembangan keterampilan terutama
dalam berkarya nyata seperti membuat mainan sendiri, melukis, dan seterusnya,
peningkatan dan perluasan (intensifikasi dan ekstensifikasi) pendayagunaan
otot-otot anak tadi bergantung pada kualitas pusat sistem syaraf dalam otaknya.
10.
Perkembangan dan
perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin (endocrine glands)
Berubahnya
fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin yang
meliputi bagian atas ginjal dan memroduksi bermacam-macam hormon termasuk
hormon seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang
memroduksi dan mengatur berbagai hormon termasuk hormon pengembang indung telur
dan sperma), juga menimbulkan pola-pola baru tingkah laku anak ketika menginjak
remaja. Perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin akan mengakibatkan
berubahnya pola sikap dan tingkah laku seorang remaja terhadap lawan jenisnya.
Perubahan ini dapat berupa seringnya melakukan kerja sama dalam belajar atau
berolahraga, berubahnya gaya dandanan atau penampilan, dan lain lain perubahan
pola perilaku yang bermaksud menarik perhatian lawan jenis. Dalam hal ini,
orangtua dan guru seyogyanya bersikap antisipatif terhadap kemungkinan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual yang tidak dikehendaki
demi kelangsungan perkembangan para siswa remaja yang menjadi tanggung
jawabnya.
11.
Perubahan struktur
jasmani
Semakin
meningkat usia anak akan semakin meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta
proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan
banyak berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan kecakapan motor
skills anak. Pengaruh perubahan fisik seorang siswa juga tampak pada sikap
dan perilakunya terhadap orang lain, karena perubahan fisik itu sendiri
merupakan konsep diri (self-concept) siswa tersebut. Dalam hal ini,
dapat dikatakan bahwa perkembangan fisik siswa lebih memiliki signifikasi
daripada usia kronologisnya sendiri. Timbulnya kesadaran seorang siswa yang
berbadan terlau besar dan tinggi atau terlalu kecil dan rendah jika
dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya mungkin sekali akan memengaruhi pola
sikap dan perilakunya baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas.
Sikap dan perilaku yang berbeda ini bersumber dari positif atau negatifnya self-concept
yang ia miliki.
2.
Perkembangan psikomotorik
Perilaku motorik memerlukan adanya
koordinasi fungsional antara neuromuscular system (persyaratan dan otot) dan
fungsi psikis (kognitif, afektif dan konatit). Loree
menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat
universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa
kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua
jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan
keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain
(playing) dan bekerja (working).
Dua
prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik
ialah (1) bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang
kompleks, dan (2) dari yang kasar dan global (grass bodily movements) kepada
yang harus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).
2.1. Karakteristik
perkembangan psikomotorik
Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan
berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu
pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama pandangan moral individu
makin lama makin menjadi lebih abstrak, keyakinan moral lebih berpusat pada apa
yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan
moral yang dominan, penilaian moral menjadi semakin kognitif, dan penilaian
moral menjadi kurang egoistik.
2.2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik
Faktor faktor yang menghambat dan mendukung
peningkatan potensi kemampuan psikomotorik peserta didik adalah sebagai berikut.
1. Faktor
pola asuh orang tua
Pola asuh ornag tua adalah sebuah
faktor penghambat psikomotorik peserta didik. Disaat pola asuh orang tua
terlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang anak
sangat sensitif ditambah setiap anak tidak dapat secara langsung dioptimalkan
secara cepat denagan kata lain memaksakan kemampuan danagan waktu yang singkat.
Apabila orangtua memaksakan
peningkatan potensi perkembangan psikomorik anak kebanyakan malah menyababkan
gangguan mental terhadap anak tersebut biasanya anak akan cenderung merasa
canggung, merasa serba salah tidak percaya pada diri sendiri dan merasa
tertekan.
2.
Gen dari orang tua
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya
meningkatkan kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan
sifat gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensi kemempuan psikomotorik
anak pun juga akan lancar., begitupun sebaliknya.
3.
Pengaruh lingkungan
Pengaruh
lingkungan ini bias berasal dari keluarga, sekolah maupun lingkungan bermain.
4.
Interior ruang belajar
Preiser
dalam Laurens (2004:1) menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut
antara lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta
segala perabotnya, dan sebagainya.
3. Implikasi Perkembangan Psikomotor dan Fisik Terhadap
Pendidikan
Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik dapat memberikan
manfaat yang besar dalam pendidikan. Implikasinya terhadap pendidikan berkaitan
erat dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini,
berguna untuk para pendidik dalam menyusun materi pendidikian yang sesuai
dengan perkembangan peserta didiknya. Dengan begitu upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efisien dapat berjalan dengan tepat.
Implikasi kedua perkembangan tersebut
terhadap pendidikan adalah membimbing remaja dalam tugas perkembangan masa remaja yaitu:
a. Mencapai hubungan yang lebih matang
dengan teman sebaya.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria
atau wanita.
c. Menerima keadaan fisik dan
menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
e. Memilih dan mempersiapkan karier.
Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
f. Mengembangkan keterampilan
intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
g. Mencapai perilaku yang bertanggung
jawab secara sosial. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai
petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Analisis
Perubahan yang paling dirasakan oleh
remaja
pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan
yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat.
Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun
ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya dapat menimbulkan rasa
tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak
proporsional.
Pada usia remaja
kegiatan motorik sudah tertuju kepada persiapan-persiapan kerja,
keterampilan-keterampilan menulis, mengetik, menjahit dan sebagainya sangat
tepat saatnya mulai dikembangkan.
Perubahan
yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya. Dalam perkembangan fisik dan psikomotorik diharapkan para
orang tua dan pendidik dapat mengawasi dan mengotrol anak-anaknya supaya tidak
terjadi perilaku-perilaku menyimpang.
Referensi
Desmita.
2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Batusangkar :PT Remaja Rosdakarya
http://www.duniapsikologi.com
http://id.shvoong.com
Syamsuddin
Makmun, Abin. 2007. Psikologi
Kependidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Yusuf
L.N., Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan
Peserta Didik. Bandung : PT. Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar